Rabu, 20 April 2011
KOMPETENSI SOSIAL GURU
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Guru harus mempuyai kompetensi sosial karena guru adalah penceramah jaman .Lebih tajam lagi ditulis oleh Ir. Soekarno dalam tulisan “Guru dalam Masa Pembangunan” menyebutkan pentingnya guru dalam masa pembangunan adalah menjadi masyarakat.
Kompetensi sosial guru merupakan kemampuan guru untuk memahami dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan warga Negara. Lebih dalam lagi kemampuan sosial ini mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru.
Untuk itulah seorang guru dituntut tidak hanya pandai menguasai bidang ilmu yang di tempuhnya dan diajarkan kepada siswa-siswinya di sekolah tetapiuga ilmu itu juga harus diterapkan dimasyarakat agar tercipta masyarakan yang madani.
2. PERMASALAHAN
adapun permasalahan yang akan kami bahas pada makalaih ini yaitu:
• Apakah pengertian kompetensi sosial?
• Apa saja indikator kompetensi sosial guru?
• Apa apa saja peranan guru didalam masyarakat?
3. TUJUAN
Adapun yang menjadi tujuan kami dalam penulisan makalah ini yaitu :
• Untuk menambah wawasan antara penulis dan pembaca tentang kompetensi sosial guru yang ada di sekolah dan masayarakat.
• Sebagai tugas pelengkap mata kuliah Profesi Keguruan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KOMPETENSI SOSIAL
Apakah kompetensi sosial? Pakar psikologi pendidikan Gadner menyebut kompetensi sosial itu sebagai social intellegence atau kecerdasan sosial. Kecerdasan sosial merupakan salah satu dari sembilan kecerdasan (logika, bahasa, musik, raga, ruang, pribadi, alam, dan kuliner) yang berhasil diidentifikasi oleh Gadner.
Semua kecerdasan itu dimiliki oleh seseorang. Hanya saja, mungkin beberapa di antaranya menonjol, sedangkan yang lain biasa atau bahkan kurang. Uniknya lagi, beberapa kecerdasan itu bekerja secara padu dan simultan ketika seseorang berpikir dan atau mengerjakan sesuatu
Relevansi dengan apa yang dikatakan oleh Amstrong itu ialah bahwa walau kita membahas dan berusaha mengembangkan kecerdasan sosial, kita tidak boleh melepaskannya dengan kecerdasan-kecerdasan yang lain. Hal ini sejalan dengan kenyataan bahwa dewasa ini banyak muncul berbagai masalah sosial kemasyarakatan yang hanya dapat dipahami dan dipecahkan melalui pendekatan holistik, pendekatan komprehensif, atau pendekatan multidisiplin.
Kecerdasan lain yang terkait erat dengan kecerdasan sosial adalah kecerdasan pribadi (personal intellegence), lebih khusus lagi kecerdasan emosi atau emotional intellegence. Kecerdasan sosial juga berkaitan erat dengan kecerdasan keuangan. Banyak orang yang terkerdilkan kecerdasan sosialnya karena himpitan kesulitan ekonomi.
Dewasa ini mulai disadari betapa pentingnya peran kecerdasan sosial dan kecerdasan emosi bagi seseorang dalam usahanya meniti karier di masyarakat, lembaga, atau perusahaan. Banyak orang sukses yang kalau kita cermati ternyata mereka memiliki kemampuan bekerja sama, berempati, dan pengendalian diri yang menonjol.
Dari uraian dan contoh-contoh di atas dapat kita singkatkan bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan seseorang berkomunikasi, bergaul, bekerja sama, dan memberi kepada orang lain. Kompetensi sosial ialah kemampuan seorang guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, guru, orang tua, dan masyarakat sekitar.
B. INDIKATOR KOMPETENSI SOSIAL GURU
Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya dengan berhasil mencapai tujuan pengajaran. Mengajar di depan kelas merupakan perwujudan interaksi dalam proses komunikasi. Menurut Undang-undang Guru dan Dosen kompetensi sosial adalah “kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar”. Surya mengemukakan kompetensi sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain . Dalam kompetensi sosial ini termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial. Asian Institut for Teacher Education, menjelaskan kompetensi sosial guru adalah salah satu daya atau kemampuan guru untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik, membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Untuk dapat melaksanakan peran sosial kemasyarakatan, guru harus memiliki kompetensi
1. aspek normatif kependidikan, yaitu untuk menjadi guru yang baik tidak cukup digantungkan kepada bakat, kecerdasan, dan kecakapan saja, tetapi juga harus beritikad baik sehingga hal ini bertautan dengan norma yang dijadikan landasan dalam melaksanakan tugasnya,
2. pertimbangan sebelum memilih jabatan guru,
3. mempunyai program yang menjurus untuk meningkatkan kemajuan masyarakat dan kemajuan pendidikan.
Johnson sebagaimana dikutip Anwar mengemukakan kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru.
Arikunto mengemukakan kompetensi sosial mengharuskan guru memiliki kemampuan komunikasi sosial baik dengan peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha, bahkan dengan anggota masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, kompetensi sosial guru tercermin melalui indikator:
1. interaksi guru dengan siswa
2. interaksi guru dengan kepala sekolah
3. interaksi guru dengan rekan kerja
4. interaksi guru dengan orang tua siswa
5. interaksi guru dengan masyarakat.
Selain itu ada juga indikator yang diungkapkan oleh Irwan Nasution dan Amiruddin Siahaan mengenai kompetensi sosial seorang guru, yaitu :
1. Berkomunikasi lisan, tulisan, dan isyarat
2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional
3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali peserta didik, bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sisitem nilai yang berlaku.
4. Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.
C. PERAN SOSIAL GURU DALAM MASYARAKAT
Keberadaan guru di tengah masyarakat bisa dijadikan teladan dan juga rujukan maasyarakat sekitar. Disinilah nilai strategis seorang guru sebagai penebar cahaya kebenaran dan keagungan nilai terpancar kuat. Hal ini meniscayakan seorang guru untuk selalu On The Right Track (pada jalan yang benar), tidak menyimpang dan tidak berbelok, sesuai dengan ajaran agama yang suci, adat istiadat yang baik, dan aturan pemerintah.
Posisi strategis seorang guru tidak hanya bermakna pasif, justru harus bermakna Aktif Progresif. Dalam arti, guru harus bergerak memberdayakan masyarakat menuju kualitas hidup yang baik dan perfect di segala aspek kehidupan, khususnya pengetahuan moralitas, sosial, budaya, dan ekonomi kerakyatan. Karena itu gurur memiliki bebrapa peran penting di tengah masyarakat, antara lain:
1. Pendidik
Ilmu seorang guru, khususnya guru agama harus ditularkan kepada masyarakat agar nilai kemanfaatannya lebih besar, tidak hanya diberikan kepada anak-anak di sekolah orang tua murid juga perlu diberikan pencerahan ilmu tentang pentingnya tanggung jawab dihadapan Allah SWT, pentingnya mendidik anak secara bertanggung jawab, wajibnya bekerja yang halal, dijauhkan dari pekerjaan yang dilarang dan menekankan hidup bersama yang harmonis, kolektif dan dinamis bersama elemen masyarakat lain.
2. Penggerak Potensi
Pada hakikatnya masyarakat mempunyai potensi bear sebagai sekumpulan manusia yang dianugrahi kemampuan lahir dan bathin oleh Allah SWT. Belum lagi potensi Alam dan lingkungan ketidakmampuan masyarakat membaca potensi, menangkap peluang dan memanfaatkannya secara maksimal harus dijembatani oleh seoarang guru.
Selain sebagai pendidik ia juga seoarang penggerak yang aktif menggerakkan potensi besar ummat untuk kesejahteraan dan kemajauan. Jangan sampai potensi besar alam, misalnya dimanfaatkan oleh pihak industri untuk melakukan eksploitasi secara semena-mena sementara rakyat sekitar tidak mendapatkan apa-apa. Hal ini banyak terjadi di banyak tempat. Masyarakat akhirnya diam saja, karena takut terhadap berbagai ancaman kalau berani mengusik kepentingan pihak industri yang di backup penuh kalangan pemerintah dan pihak keamanan.
3. Pengatur Irama
Dalam kehidupan sosial, pada dasarnya potensi masyarakat sangat banyak, bervariasi dan kompleks. Potensi tersebut ada pada generasi tua dan muda, kalangan kelas atas menengah dan bawah. Jika tidak ada yang mengelola dan mengatur irama permainan, maka potensi tersebut tidak dapat menghasilkan bunyi orkestra yang enak dan indah didengar, justru sebaliknya, masing-masing “bermain” dengan gaya iramanya sendiri-sendiri. Akhrnya, tidak terwujud tim yang sinergis, solid dan professional. Disinilah peran seorang guru sebagai pengatur irama, harus jeli membaca potensi seseorang menempatkannya pada posisi yang tepat, dan mengatur irama permainan yang saling melengkapi, menyempurnakan, dan menutupi kelemahan masing-masing. Jadilah ia sebuah kekuatan dahsyat yang akan membawa perubahan besar dalam kehidupan sosial. Seorang guru harus bisa menjaadikan orang tua sebagai figur stabilitator, pelindung, dan penjaga yang mengawasi anggotanya dalam kegiatan, sementara anak-anak muda dijadikan figur dinamisator yang mampu menggerakkan potensi mereka demi kemajuan bersama.
4. Penengah Konflik
Setiap orang pasti mempunyai masalah, baik yang berhubungan dengan dirinya maupun orang lain. Dan, setiap orang belum tentu mampu memecahkan masalah sendiri dengan kepala dingin, cerdas dan tangkas. Ada bahkan banyak dari mereka yang menyelesaikan masalah dengan emosional, nudah menghakimi orang lain. Akibatnya, kehidupan sosial kurang harmonis.
Disinilah peran guru sebagi pengah konflik yaitu mampu mencari solusi dari permasalahan yang ada dengan kepala dingin, mengedepankan akal dan hati dari pada nafsu amarah, mengutamakan pendekatan psikologi persuasif daripada emosional oportunis sanagat dinantikan demi tercapainya kerukunan warga.
5. pemimpin kultural
Peran-peran diatas dengan sendirinya menempatkan seoarang gurusebagai pemimpin yang lahir dan muncul dari bawah secara alami, bakat, potensi, aktualisasi, dan kontribusi besarnya dalam pemberdayaan potensi masyarakat.
Seorang guru lebih enjoy bersama rakyat yang bebas dari kepentingan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Kalau masyarakat akhirnya mendesak untuk menduduki kepemimpinan formal, ia akan berkkonsultasi dengan banyak elemen masyarakat, bagaiman tingkat akseptabilitas dan resistensinya, lebih manfaat dan maslahat mana menjadi pemimpin kultural an sich dan pemimpin kultural plus formal.
Kalau ternyata lebih bermanfat hanya menjadi pemimpin kultural, ia akan konsisten di jalur kultural yang luas dan tidak terbatas. Namun jika bermanfaat di jalur dua-duanya tanpa ada resistensi dan konflik, maka ia akan menempatinya, demi kemaslahatan berasama.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Guru bukan hanya bertugas dikelas. Guru juga merupakan panutan dan teladan bagi lingkungan. Sehingga, guru diharuskan dapat berkomunikasi juga dengan lingkungan. Dengan hubungan sosial yang baik dengan lingkungannya, guru dapat bekerjasama dengan tokoh masyarakat guna melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja di sekolahnya untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan tersebut. Contohnya, jika guru perempuan dapat aktif di PKK daerah tersebut, maka guru juga dapat mengajarkan ilmu atau keterampilan yang dimilikinya guna diajarkan kepada masyarakat. Jika guru laki-laki, dapat berperan dalam pembinaan karag taruna atau pembinaan terhadap remaja masjid atau mushalla di daerah pedalaman atau terpencil tersebut. Jadi, selain dapat mencerdaskan peserta didiknya, guru juga dapat membina serta bersosialisasi dengan baik terhadap lingkungannya. Dengan demikian, guru dapat memberikan manfaat kepada lingkungan dimana ia ditugaskan serta dapat pula menjalankan tugasnya dengan baik. Apabila guru tersebut telah berdedikasi terhadap lingkungannya, maka guru yang tidak betah tersebut dapat beradaptasi dan bertahan di tempat ia ditugaskan.
2. SARAN
Sebaiknya bagi para guru janganlah melakukan hal-hal yang menyimpang di masyarakat karena mayoritas masyarakat menempatkan guru sebagai panutan masyarakat, dan juga haruslah menjalankan tugasnya denga profesional dengan berbagai macam kompetensi yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, M. 1994 Manajemen Sumber Daya Manusia,Alih Bahasa, Sofyan Cikmat dan Haryanto Jakarta: Gramedia
Surya, Muhammad. 2003., Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Yayasan Bhakti Winaya
Idochi, Moch Anwar. 2004 Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Pengajaran Secara Manusia. Jakarta: Rineka Cipta
Nasution, Irwan dan Amiruddin Siahaan. 2009.Manajemen Pengembangan Profesionalitas Guru. Bandung : Cita Pustaka Media
Asmani, Jamal Ma’mur. 2010 Tips Menjadi Guru Inspiratifn Kreatif, dan Inovatif. Yogyakarta : Diva Press,
Senin, 15 November 2010
PENANGGULANGAN KESULITAN BELAJAR MAHASISWA
BAB I
TEORI KESULITAN BELAJAR MAHASISWA
1. PENGERTIAN KESULITAN BELAJAR
Dalam merumuskan pengerti kesuliatan belajar, banyak sekali para ahli yang sudah menuangkan gagasanya dalam merumuskan pengertian dari kesulitan belajar tersebut.
Seperti ini : Kesulitan belajar adalah kondisi dimana seorang siswa merasa kesulitan dalam menelaah pelajaran karena disebabkan oleh hambatan-hambatan baik dari luar maupun dari dalam diri siswa tersebut. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam.
“kesulitan belajar khusus adalh suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan.gangguan tersebutmungki menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berfikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja atau berhitung. Batasan tersebut mencakup kondisi-kondisiseperti gangguan perseptual, luka pada otak, diseleksia, dan afasia perkembangan. Balasan tersebut tidak mencakup anak yang memiliki problema belajar yang penyebab utamanya berasal dari adanya hambatan dalam penglihatan, pendengaran, atau motorik, hambatan karena tuna grafita, karena gangguan emosional, atau karena kemiskinan lingkungan, budaya atau ekonomi”[2]
Sebagai konsekuensi dari adanya berbagai kritik terhadap defenisi PL 94-142 tersebut maka the national joint commite for learning disabilities (NJCLD) mengemukakan defenisi sebagai berikut:
“kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar, atau kemampuan dalam bidang studi matematika. Gangguan tersebut intrinsik dan diduga disebabkan oleh adanya disfungsi sistem syarat pusat meskipun suatu kesulitan belajar mungkin terjadi bersamaan dengan adanya kondisi lain yang mengganggu (misalnya perbedaan budaya, pembelajaran yang tdak tepat, faktor-faktor psikogenik berbagai hambatan tersebut bukan penyebab atau pegaruh langsung.[3]
Kemudian Betty B Osman menyatakan bahwa : “ learning disability atau disingkat LD, artinya lemah belajar sudah menjadi istilah umum bagi orang tua, sama seperti ADD. Bagaimanapun juga sudah berabad-abad ada anak yang bermasalah disekolah. Beberapa tokoh ternyata lemah belajar diantarnya Thomas Alfa Edion, Albert Einstein, dan Hans Christian Anderson.[4]
Robert d carpenter juga menyatakan pendapat mengenai kesulitan belajar seperti yang lain.
“ketidak mampuan belajar, penyakit jiwa keterbelakangan mental adalah sebuah yang berlainan, bahkan tidak saling berhubugan. Selama bertahun-tahun, para ahli berusaha menghubungkan problem belajar dengan gangguan psikologis atau emosi. Dalam berbagai kasus ditemukan bahwa anak yang mengalami gangguan belajar belum tentu mengalami gangguan psikologis. Kadang-kadang orang tua sering mengira bahwa anaknya menderita gangguan psikologis, padahal sebenarnya tidak. Memang dapat diterima dikalangan orang tua yang belum tinggi tingkat pendidikannya”.[5]
Bahkan Weiner IB pun juga menyataka bahwa Kesulitan belajar adalah kondisi dimana anak dengan kemampuan intelegensi rata-rata atau di atas rata-rata, namun memiliki ketidakmampuan atau kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan hambatan dalam proses persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori, serta pemusatan perhatian, penguasaan diri, dan fungsi integrasi sensori motorik.[6]
Mahasiswa sebagai objek dari penelitia initernyata juga mengalami kesulitan belajar yan berdampak dari naik dan turunya kondisi intelektual, emosional, dan spiritual yang dialami. Sebagian mahasiswa masih belum sadar akan ketiga kondisi yang menimpa dirinya.
2. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR
Sebetulnya para ahlipun juga memiliki perbedaan-perbedaan dalam menyusun faktor penyebab kesulitan belajar ini, karena perbedaan pandangan dari mana mereka melihat sejauh mana faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar ini. Seperti ungkapan Adi W Gunawan tapi ia menghubung kannya dengan keberhasilan belajar “ Faktor dominan yang menentukan keberhasilan proses belajar adalah dengan mengenal dan memahami bahwa setiap individu adalah unik dengan
- faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam siswa itu sendiri.
- faktor ekstern siswa yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri siswa.
Kedua faktor ini meliputi aneka ragam hal dan keadaan yang antara lain disebut dibawah ini :
- Faktor Intern Siswa
Faktor intern siswa meliputi gangguan atau kemampuan psikofisik siswa yakni:
- Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual intelegensi siswa
- Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap
- Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain terganggunya alat-alat indra penglihat dan pendengar(mata dan telinga)
- Faktor Ekstern
Faktor ekstern meliputi segala situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor lingkungan ini meliputi:
- Lingkungan keluarga, contohnya : tidak harmonisnya hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
- Lingkungan perkampungan/ masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh (slum area), dan tema sepermainan (peer group) yang nakal
- Lingkungan sekolah, contohnya :kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat belajar yang berkualitas rendah.
Selain faktor-faktor yang bersifat umum diatas,ada pula faktor-faktor lain yang juga menimbulkan kesulitan belajar siswa.diantara faktor-faktor yang dapat dipandang sebagai faktor khusus ini adalah sindrom psikologis berupa Learning Disabilities (ketidakmampuan belajar)[9]. Sindrom (syndrome) yang berarti satuan yang muncul sebagai indikator adanya keabnormalan psikis (Reber,1998) yang menimbulkan kesulitan belajar itu terdiri atas :
- Diseleksia (dyselexia), yakni ketidakmampuan belajar membaca;
- Disgrafia (dysgraphia), yakni ketidakmampuan belajar menulis;
- Diskalkulia (dyscalculia), yakni ketidakmampuan belajar matematika;
Namun demikian, siswa yang mengalami sindrom-sindrom di atas secara umum sebenarnya memiliki potensi IQ yang normal bahkandiantaranya memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Oleh karenanya, kesulitan belajar siswa yang mederita sindrom-sindrom tadi mungkin hanya disebabkan oleh adanya minimal brain dysfunction, yaitu gangguan ringan pada otak (Lask, 1985: Reber, 1988)[10]
Satu fenomena yang selalu menjadi masalah dalam pembelajaran adalah ketika peserta didik tidak dapat menceritakan kembali apa yang telah dipelajari. Hal tidak dapat menceritakan kembali secara sederhana disebut dengan “lupa”. Lupa dalam konteks pembelajaran merupakan bagia integral dari proses itu sendiri artinya terjadinya lupa sangat bergantung dengan kegiatan yang dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung[11].
Lupa merupakan gangguan yang terjadi pada ingatan dalam mengingat sesuatu. Beberapa gangguan ingatan dapat disebutkan dibawah ini, antara lain ialah:
a) Amnesia
b) Hambatan pada reproduksi
c) Senelitas dan Dementia Senilitas
a). Amnesia
Amnesia ialah: hilangnya ingatan, yang bisa berlangsung dalam waktu pendek, maupun berlanjut kepanjangan; khususnya hal ini menyangkut ide-ide yang harus diungkapkan dengan kata-kata. Amnesia juga bisa berlangsung definitif, secara tetap, dan hilang untuk selama-lamanya.
b). Hambatan pada reproduksi
reproduksi dari tangapan ialah: pemunculan tanggapan-tanggapan dari keadaan dibawah sadar (tidak disadari, dalam keadaan latent) ke dalam keadaan disadari atau dijadikan aktual dan dapat diingat kembali.
Pada proses reproduksi ini penyebab daripada hambatannya yang terutama ialah emosi-emosi. Misalnya dalm wujud: rasa malu yang hebat, kecemasan kronis, rasa rendah diri, rasa takut, yang semuanya menghambat kelancaran reproduksi dari tanggapan-tanggapan yang menghambat kelancaran reproduksi dari tanggapan-tanggapan yang menghambat pula kelancaran fungsi ingatan.
c). Senilitas dan Dementia Senilitas
senil (Latin senilis) artinya: tua-renta, lisut, jompo; kekanak-kanakan. Senilitas yaitu menjadi tua atau jompo, gejala ketuaan.
Dementia senilitas ialah: kemunduran dan kerusakan pada “jiwa”, disebabkan oleh ketuaan dengan tanda-tandanya kerusakan atau kemunduran fungsi intelektual, penalaran, ingatan, dan kemauan disertai kebingungan, disorientasi terhadap lingkungan, apathi dan stupor (kurang sadar, dengan membisu, tidak mau menerima perangsangan dari luar)[12].
Andrew Matthews memberikan pendapatnya mengenai lupa ini.Beliau mengatakan:
“Banyak orang berupaya keras mengatakan kepada orang lain betapa buruk daya ingat mereka, dan seperti apa ingatan mereka? Buruk! Kita memperoleh apa yang kita harapkan, dan kata-kata kita mempengaruhi kinerja kita. Berkenaan dengan daya ingat kita sekarang para peneliti mengatakan bahwa kita tidak pernah benar-benar lupa. Semua informasi berada dala kepala kita. Masalahnya adalah mengingat kembali. Itulah sebabnya anda bisa “lupa” nama seorang dan ingat lagi keesokan harinya. Nama itu tidak menghilang dari kepala anda lalu muncul lagi 24 jam kemudian. Ia berada disana sepanjang waktu tetapi anda pada awalnya tidak bisa “mengingat” kembali.”[13]
Sedangkan dalam pandangan islam lupa merupakan problem yang paling sering dihadapi oleh manusia. Dalam banyak keadaan, lupa juga menghalang manusia untuk melakukan penyesuaian yang tepat atas problematika kehidupan yang dihadapinya.
Al-Qur’an menyebutkan lupa pada banyak ayat. Kalau kita merujuk ayat-ayat tersebut dan mengkaji makna-maknanya, niscaya kita mendapatkan bahwa dalam AL-Qur’an, lupa mempunyai beberapa makna. Makna-makna tersebut dapat kita ringkas seperti berikut[14] :
- lupa yang terjadi dalam memori atau peristiwa, nama-nama orang, dan berbagai informasi yang telah diperoleh manusia sebelumnya. Memori akan menjadi baik atas materi tersebut manakala informasi-informasi dan aktivitas-aktivitas terdahulu sangat sedikit. Oleh karena itu, anak-anak lebih mampu mengingat detail kejadian-kejadian masa silam daripada orang dewasa. Al-Qur’an telah mengisyaratkan lupa jenis ini dalam firman Allah SWT dalam Surah Al A’la ayat 6 sebagai berikut :
š�è�Î�ø)ãZy™ Ÿxsù #Ó|¤Ys? ÇÏÈ
Artinya :
Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) Maka kamu tidak akan lupa.
- lupa yang mencakup pengertian lalai. Misalnya, seseorang lupa akan sesuatu ditempat tertentu,atau ia ingin berbicara dengan seseorang tentang beberapa persoalan, tetapi ia hanya membicarakan sebagiannya, sedangkan sebagian lagi lupa. Ia tidak mampu mengingat yang sebagian lagi, kecuali setelah beberapa saat kemudian. Misalnya, lupa tersebut adalah yang diceritakan Al-Qur’an tentang pembantu Musa AS dalam firman Allah surah Al-Kahfi ayat 63 :
tA$s% |M÷ƒuäu‘r& øŒÎ) !$uZ÷ƒurr& ’n<Î) Íot�÷‚¢Á9$# ’ÎoTÎ*sù àMŠÅ¡nS |Nqçtø:$# !$tBur çm‹Ï^9|¡øSr& žwÎ) ß`»sÜø‹¤±9$# ÷br& ¼çnt�ä.øŒr& 4 x‹sƒªB$#ur ¼ã&s#‹Î6y™ ’Îû Ì�óst7ø9$# $Y7pgx” ÇÏÌÈ
Artinya:
Muridnya menjawab: "Tahukah kamu tatkala kita mecari tempat berlindung di batu tadi, Maka Sesungguhnya Aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan Aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali".
Contoh lainnya adalah yang apa dikatakan oleh Musa AS kepada seorang hamba yang sholeh dalam surah Al-Kahfi Ayat 73:
tA$s% Ÿw ’ÎTõ‹Åz#xsè? $yJÎ/ àMŠÅ¡nS Ÿwur ÓÍ_ø)Ïdö�è? ô`ÏB “Ì�øBr& #ZŽô£ãã ÇÐÌÈ
Artinya :
Musa berkata: "Janganlah kamu menghukum Aku Karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani Aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku".
- lupa dalam pengertian hilangnya perhatian atas suatu persoalan. Diantara contoh lupa jenis ini dikemukakan dalam firman Allah SWT dalam surah At-Taubah ayat 67 sebagai berikut :
4 (#qÝ¡nS ©!$# öNåkuŽÅ¡t^sù 3
Artinya :
mereka Telah lupa kepada Allah, Maka Allah melupakan mereka.
Mengabaikan ketaatan kepadaNya lantaran hilangnya perhatian mereka untuk mentaati perintah-perintahNya. Dan maksud “karena itu Allah pun melupakan mereka”adalah Allah SWT. Memalingkan karuniaNya dari mereka serta membiarkan mereka lupa diri mereka sendiri. Contoh lupa jenis ini juga antara lain terdapat dalam firman Allah SWT dalam surah Al-hasyr ayat 19 Berikut :
Ÿwur (#qçRqä3s? tûïÏ%©!$%x. (#qÝ¡nS ©!$# öNßg9|¡Sr'sù öNåk|¦àÿRr&
Artinya :
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri.
Termasuk dalam pengertian ini adalah lupa yang dinisbatkan kepada Adam A.S dalam firman Allah SWT pada surah Thaha ayat 115 :
ô‰s)s9ur !$tRô‰Îgtã #’n<Î) tPyŠ#uä `ÏB ã@ö6s% zÓŤoYsù öNs9ur ô‰ÅgwU ¼çms9 $YB÷“tã ÇÊÊÎÈ
Artinya :
Dan Sesungguhnya Telah kami perintahkan kepada Adam dahulu, Maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak kami dapati padanya kemauan yang kuat.
Maksudnya, qalbu Adam A.S benar-benar telah mengalami lemah kemauan berkaitan dengan pesan Allah SWT.,lalu ia pun lupa akan larangan Allah SWT kepadanya. Setan membisik-bisikkan Adam A.S serta menyesatkan dan menjerumuskannya kedalam dosa.
Setan juga kadang-kadang menjadikan manusia lupa dari mengingat Allah SWT. Serta mengabaikan ketaatan kepada perintah-perintahNya. Dalam firman Allah di surah Al-An’am ayat 68 sebagai berikut :
#sŒÎ)ur |M÷ƒr&u‘ tûïÏ%©!$# tbqàÊqèƒs† þ’Îû $uZÏF»tƒ#uä óÚÍ�ôãr'sù öNåk÷]tã 4Ó®Lym (#qàÊqèƒs† ’Îû B]ƒÏ‰tn ¾ÍnÎŽö�xî 4 $¨BÎ)ur y7¨ZuŠÅ¡Yムß`»sÜø‹¤±9$# Ÿxsù ô‰ãèø)s? y‰÷èt/ 3“t�ò2Éj‹9$# yìtB ÏQöqs)ø9$# tûüÏHÍ>»©à9$# ÇÏÑÈ
Artinya :
Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat kami, Maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), Maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).
Dalam surah Al-Mujadalah ayat 19 Allah juga berfirman
sŒuqóstGó™$# ÞOÎgøŠn=tæ ß`»sÜø‹¤±9$# öNßg9|¡Sr'sù t�ø.ÏŒ «!$# 4 y7Í´¯»s9'ré& Ü>÷“Ïm Ç`»sÜø‹¤±9$# 4 Iwr& ¨bÎ) z>÷“Ïm Ç`»sÜø‹¤±9$# æLèe tbrçŽÅ£»sƒø:$# ÇÊÒÈ
Artinya :
Syaitan Telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka Itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya golongan syaitan Itulah golongan yang merugi.
Juga di surah Yusuf Allah juga berfirman :
tA$s%ur “Ï%©#Ï9 £`sß ¼çm¯Rr& 8l$tR $yJßg÷YÏiB ’ÎTö�à2øŒ$# y‰YÏã š�În/u‘ çm9|¡Sr'sù ß`»sÜø‹¤±9$# t�ò2ÏŒ ¾ÏmÎn/u‘ y]Î7n=sù ’Îû Ç`ôfÅb¡9$# yìôÒÎ/ tûüÏZÅ™ ÇÍËÈ
Artinya :
Dan Yusuf Berkata kepada orang yang diketahuinya akan selamat diantara mereka berdua: "Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu." Maka syaitan menjadikan dia lupa menerangkan (keadaan Yusuf) kepada tuannya. Karena itu tetaplah dia (Yusuf) dalam penjara beberapa tahun lamanya.
Upaya setan dalam menyesatkan manusia serta mendorong mereka lupa mengingat Allah SWT dan secara umum lupa akan hal-hal yang mengandung kebaikan dan kemaslahatan untuk mereka adalah mempengaruhi mereka dari sisi motivasi dan syahwat mereka. Inilah titik kelemahan yang ada pada karakter manusia. Sebab, secara alamiah, manusia cenderung ingin memuaskan motif-motif mereka serta memperoleh kenikmatan dan kesenangan. Dari sisi itulah, setan masuk kedalam diri Adam A.S setan telah membujuknya dengan kekekalan dan kerajaan yang tidak akan binasa kalau Adam A.S memakan sebagian pohon itu. Adam pun lupa akan larangan yang telah ditetapkan Allah SWT kepadanya sehingga ia pun terjerumus kedalam dosa.
Setan akan mempengaruhi semua manusia dengan cara yang sama. Ia akan membangkitkan bermacam-macam syahwat pada meraka lalu mereka pun sibuk mengikuti syahwat itu. Syahwat juga akan membuat mereka lalai dari mengingat Allah SWT. Allah SWT dalam surah An-Nur ayat 21 :
$pkš‰r'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä Ÿw (#qãèÎ6Gs? ÏNºuqäÜäz Ç`»sÜø‹¤±9$# 4 `tBur ôìÎ7®Ktƒ ÏNºuqäÜäz Ç`»sÜø‹¤±9$# ¼çm¯RÎ*sù â�ßDù'tƒ Ïä!$t±ósxÿø9$$Î/ Ì�s3ZßJø9$#ur
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, Maka Sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar.
Dan dalam surah An-Nisa ayat 120 :
öNèd߉Ïètƒ öNÍkŽÏiYyJãƒur ( $tBur ãNèd߉Ïètƒ ß`»sÜø‹¤±9$# žwÎ) #·‘rá�äî ÇÊËÉÈ
Artinya :
Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.
Juga dalam surah Al- A’raf ayat 175-176 :
ã@ø?$#ur öNÎgøŠn=tæ r't6tR ü“Ï%©!$# çm»oYø‹s?#uä $oYÏF»tƒ#uä y‡n=|¡S$$sù $yg÷YÏB çmyèt7ø?r'sù ß`»sÜø‹¤±9$# tb%s3sù z`ÏB šúïÍr$tóø9$# ÇÊÐÎÈ öqs9ur $oYø¤Ï© çm»uZ÷èsùt�s9 $pkÍ5 ÿ¼çm¨ZÅ3»s9ur t$s#÷zr& †n<Î) ÇÚö‘F{$# yìt7¨?$#ur çm1uqyd 4 ¼ã&é#sVyJsù È@sVyJx. É=ù=x6ø9$# bÎ) ö@ÏJøtrB Ïmø‹n=tã ô]ygù=tƒ ÷rr& çmò2çŽøIs? ]ygù=tƒ 4 y7Ï9º©Œ ã@sVtB ÏQöqs)ø9$# šúïÏ%©!$# (#qç/¤‹x. $uZÏG»tƒ$t«Î/ 4 ÄÈÝÁø%$$sù }È|Ás)ø9$# öNßg¯=yès9 tbrã�©3xÿtFtƒ ÇÊÐÏÈ
Artinya :
Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang Telah kami berikan kepadanya ayat-ayat kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), Kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), Maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.Dan kalau kami menghendaki, Sesungguhnya kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir
Tidak dapat diragukan lagi,lupa adalah salah satu unsur yang dapat menimbulkan bencana pda ilmu pengetahuan dan segala sesuatu yang membawa manusia pada kebaikan dunia maupun akhirat.[15]
Itu tadi bila ditinjau dari pandangan islam, sekarang kita kembali lagi kepada pandangan psikologi mengenai faktor kesulitan belajar, bahwa konsentrasi juga berperan penting dalam belajar.
Konsentrasi dalam belajar mutlak diperlukan, keluhan kurang bisa berkonsentrasi merupakan keluhan yang paling umum dikalangan pelajar. Tetapi , jika setiap kali anda membaca buku atau mengikuti pelajaran di kelas pikiran anda melayang kemana-mana, maka besar kemungkinan anda membutuhkan bantuan psikolog atau dokter. Gangguan komsentrasi dapat dibagi menjadi dua kelompok : gangguan dari luar dan gangguan dari dalam[16].
- gangguan dari dalam (internal)
gangguan dari dalam merupakan gangguan yang datang dari diri kita sendiri. Misalnya tekad kita yang kurang kuat untuk belajar. Hal lain yang merupakan gangguan dari dalam adalah sifat emosi kita, seifat mudah marah dan benci akan mengganggu dan membuat diri kita sensitif terhadap gangguan.
- gangguan dari luar (eksternal)
hal-hal yang bersumber dari luar diri kita, bisa mengganggu konsentrasi. Misalnya suara gaduh. Apakah kita perlu kesunyian untuk belajar? Menurut voeks, sunyi itu tidak perlu dan tidak cukup untuk konsentrasi. Kalau ada suara-suara kecil, kita masih bisa berkonsentrasi. Sebaliknya, meskipun tidak ada suara sama sekali,kita juga belum tentu bisa berkonsentrasi. Oleh karena adanya orang yang bisa belajar efektif meskipun diiringi suara musik yang lembut.
- kelelahan
kelelahan dapat merupakan aktifitas fisik dan mental. Kelelahan fisik dalam belajar jarang terjadi, kecuali jika anda benar-benar belajar non stop berjam-jamdengan melupakan makan dan minum.
Kelelahan mental mental lebih sering terjadi dan merupakan penyebab penurunan konsentrasi yang umum.
BAB II
KESULITAN BELAJAR MAHASISWA
Dari penelitian yang telah dilakukan, pemakalah telah menemukan 3 sampel penelitian yaitu : pemakalah sendiri, mahasiswa Fakultas Tarbiyah jurusan PBI semester 3, dan mahasiswa Fakultas Tarbiyah jurusan PBA semester 5. adapun cara pengambilan informasi dari sampel mahasiswa PBI dan PBA dengan menggunakan teknik wawancara, sedangkan dari pemakalah sendiri menggunakan teknik Muhasabah. Adapun prosesnya adalah sebagai berikut:
1. SAMPEL PERTAMA (PEMAKALAH)
NAMA : ANANDA RIZKY LUBIS
FAK/JUR/SEM : TARBIYAH/PAI/V
Potensi yang dimiliki sebelum masuk ke IAIN adalah sebagai berikut :
- HAFALAN AYAT.
Pada saat saya masih duduk di bangku Madrasah Aliyah, saya sangat banyak sekali memiliki hafalan-hafalan ayat Alqur’an. Ini disebabkan karena pada saat saya masih duduk dibangku Aliyah, selesai sholat maghrib saya dibiasakan oleh ayah saya untuk menghafal ayat-ayat Al-qur’an .
- IBADAH
Ketika saya masih di bangku Aliyah, saya termasuk malas dalam beribadah terutama sholat. Sholat saya hanya maghrib dan subuh, itupun kalau subuh sering sekali saya tinggalkan karena mengingat di kampung saya terletak di pegunungan yang bersuhu sejuk jadi pagi masih dingin membuat malas untuk bangun pagi.
- KEILMUAN
Saya dahulu termasuk memiliki banyak sekali memiliki pengetahuan tentang agama tetapi lebih banyak saya memiliki pengetahuan umum terutama pelajaran sejarah. Saya sangat suka pada pelajaran sejarah sehingga pelajaran sejarah tersebut menghantarkan saya menjadi peringkat ke 3 di dalam kelas.
- KEIMANAN
Keimanan saya sama seperti manusia yang lain, kadang pasang dan kadang surut. Kadang saya rajin beribadah kadang pula saya malas untuk beribadah
Setelah potensi-potensi tadi dijelaskan maka kita akan meliht potensi-potensi itu sekarang. Keadaan potensi-potensi itu setelah saya masuk ke IAIN Sumatera Utara adalah sebagai berikut :
- HAFALAN AYAT.
Sekarang ketika saya sudah semester lima, hafalan-hafalan ayat tersebut sudah banyak yang hilang dari kepala saya. Karena jarang sekali saya mengulang-ulang ayat yang sering saya hafalkan itu.
- IBADAH
Pada masa Aliyah dulu saya malas sekali beribadah. Sekarang saya Alhamdulillah sering sekali beribadah. Sholat Fardhu tidak pernah ketinggalan dan selalu saya lakukan di masjid, sholat tahajud saya lakukan 2 kali seminggu, sholat dhuha saya lakukan 3 kali seminggu, puasa sunnah saya lakukan 2 kali seminggu, dan ketika selesai sholat subuh saya membaca Al-Ma’tsurat. Ini disebabkan karena lingkungan tempat saya tinggal dekat dengan masjid dan juga saya rutin mengikuti halaqah seminggu sekali.
- KEILMUAN
Pengetahuan saya selama saya kuliah di IAIN juga semakin bertambah karena saya banyak sekali memiliki tema dari pesantren yang banyak sekali mengusai ilmu agama.
- KEIMANAN
Mengenai keimanan saya selama di IAIN bisa juga dibilang sama seperti yang dulu kadang pasang dan kadang surut.
Refleksinya, semua bisa terjadi karena pengaruh lingkungan baik dari segi geografis maupun sosial yang berbeda. Cuaca di medan panas sehingga menuntut saya untuk tidak malas-malasan dalam beribadah dan saya tinggal di lingkungan dekat dengan orang-orang yang memiliki semangat belajar yang tinggi.
2. SAMPEL KEDUA
NAMA INISIAL : ZKS
FAK/JUR/SEM : TARBIYAH/PBI/III
Potensi yang dimiliki sebelum masuk ke IAIN adalah sebagai berikut :
- HAFALAN AYAT.
Pada saat beliau masih duduk dibangku Aliyah, beliau pun banyak memiliki hafalan-hafalan Al-qur’an. Karena ketika beliau masih di pesantren harus dituntut memiliki hafalan sebanyak minimal dua juz.
- IBADAH
Ketika ketia masih di pesantren, beliau termasuk santri yang rajin sekali untuk beribadah. Ini karena beliau sebelum masuk ke pesantren sudah terbiasa untuk beribadah terkhusus sholat lima waktu.
- KEILMUAN
Beliau dahulu adalah termasuk santri yang pintar di kelasnya. Beliau juga banyak sekali memiliki pengetahuan tentang ilmu agama, ini disebabkan karena orang tua beliau termasuk orang yang paham akan ilmu agama (ustadz)
- KEIMANAN
Keimanan beliau pada saat masih di pesantren pun sudah terbina dengan baik karena ustadz-ustadz pada masa di pesantren tersebut menggembleng beliaua untuk lebih meningkatkan keimanannya.
Setelah potensi-potensi tadi dijelaskan maka kita akan melihat potensi-potensi itu sekarang. Keadaan potensi-potensi itu setelah beliau masuk ke IAIN Sumatera Utara adalah sebagai berikut :
- HAFALAN AYAT.
Beliau sudah semester 3 sekarang,banyak juga hafalan-hafalan beliau yang hilang. Ini disebabkan karena beliau tidak ada waktu untu menghafal.
- IBADAH
Pada saat ini ibadah beliau semakin rajin setelah peneliti mendapatkan keteranga dari beliau. Tidak pernah beliau meninggalkan sholat sekali pun dan ibadah-ibadah yang lain. Ini disebabkan karena lingkungan tempat tinggal beliau dekat dengan masjid.
- KEILMUAN
Ketika beliau kuliah di IAIN,beliau menyatakan bahwa adanya peningkatan dalam segi pengetahuan agama. Beliau mengatakan bahwa beliau sering mengikuti kajian yang sering ada di masjid Al Izzah IAINSU.
- KEIMANAN
Keimanan beliau selama kuliah di IAIN juga sama seprti dahulu yaitu kadang meningkat dan kadang menurun.
Refleksinya, semua bisa terjadi karena pengaruh dari dalam diri beliau dan dari lingkungan sekitar beliau baik dari segi positif maupun negatif.
2. SAMPEL KETIGA
NAMA INISIAL : HF
FAK/JUR/SEM : TARBIYAH/PBA/V
Potensi yang dimiliki sebelum masuk ke IAIN adalah sebagai berikut :
- HAFALAN AYAT.
Ketika beliau masih duduk di bangku aliyah beliau memiliki hafalan yang kurang banyak, beliau hanya menghafal sepuluh surah pada juz 30.
- IBADAH
Sama seperti sampel kedua, ketika beliau masih duduk di bangku Aliyah ibadah-ibadah beliau tidak ada yag tinggal sedikitpun. Hanya ketika sakit saja beliau tidak bisa beribadah.
- KEILMUAN
Keilmuan beliau dahulu bisa dibilang sangat lumayan, tetapi beliah lebih suka memperdalm bahasa arab bahkan teman-teman beliau dulu banyak yang berdiskusi kepada beliau tentang bahasa arab.
- KEIMANAN
Dahulu beliau memiliki keimanan yang baik karena ia mengikuti rohis (Kerohanian Islam) pada saat beliau masih duduk di bangku Aliyah.
Setelah potensi-potensi tadi dijelaskan maka kita akan melihat potensi-potensi itu sekarang. Keadaan potensi-potensi itu setelah beliau masuk ke IAIN Sumatera Utara adalah sebagai berikut :
- HAFALAN AYAT.
Hafalan ayat yang beliau miliki semakin bertambah keika beliau masuk ke IAIN. Beliau rajin menghafal Alqur’an karena termotivasi oleh teman satu kelas dengannya.
- IBADAH
Pada saat ini ibadah beliau juga engalami peningkatan dari biasanya. Beliau bahkan menyusun jadwal kegiatan ibadah harian beliau dikamarnya. Ini karena beliau termotivasi setelah beliau mengikuti sebuah training motivasi.
- KEILMUAN
Keilmuan beliau pun bertambah ketika masuk di IAIN. Beliau banyak mengetahui tentang ilmu-ilmu agama. Ini disebabkan beliau juga sering mengikuti pengajian yang ada di masjid tempat ia tinggal.
- KEIMANAN
Seperti sampel satu dan sampel kedua. Beliau juga mengalami naik turunya keimanan
Refleksinya, semua bisa terjadi karena pengaruh dari dalam diri beliau begitu kuat hingga mampu menepis pengaruh lingkungan yang negatif.
Adapun kesulitan belajar yang dialami oleh ketiga sampel adalah sebagai berikut :
Sampel pertama mengalami kesulitan belajar berupa sulitnya sulitnya berkonsentrasi dalam belajar, sampel kedua mengalai kesulitan belajar berupa sering mengantuk ketika belajar pada waktu malam, dan kesulitan belajar pada sampel ketiga yaitu sering sekali lupa ketika sudah mempelajari sebuah pelajaran.
BAB III
PENANGGULANGAN KESULITAN BELAJAR
Kesulitan belajar merupakan masalah yang sering dihadapi oleh para mahasiswa, tapi para mahasiswa tidak memperdulikan hal semacam ini.Untuk sampel pertama adapun kesulitan belajarnya adalah kurangnya konsentrasi. Konsentrasi adalah suatu kemampuan atau kondisi di mana seseorang dapat mengarahkan pikirannya pada hal-hal yang sedang dihadapinya, misalnya dalam hal mempelajari suatu materi pelajaran[17]. Sebenarnya, setiap orang mampu berkonsentrasi. Hanya kadang-kadang kemampuan itu hilang atau menurun. Anda mungkin pernah ‘lupa waktu’ dan kehilangan kontrol terhadap apa saja yang terjadi di sekeliling Anda pada saat sedang melakukan sesuatu. Lalu, tiba-tiba Anda tersadar, bahwa Anda telah begitu terfokus pada suatu hal dan mengabaikan yang lainnya tadi. Nah, itu adalah suatu bukti dan contoh bahwa Anda dapat berkonsentrasi dengan baik.[18]. permasalahan inilah yang sedang dihadapi oleh sampel pertama, setelah menelaah literatur maka saya dapat menjelaskan tips-tips untuk meningkatkan konsentrasi dalam belajar, adapun kiat-kiatnya dalah sebagai berikut :
A. Jangan biarkan gangguan belajar itu datang.
Biasanya ketika kita sedang belajar, pasti akan datang yang namanya gangguan. Gangguan ini bentuknya bisa bermacam-macam. Mulai dari televisi, handphone, hingga nyamuk yang menyerang. Kalau sudah diganggu, biasanya konsentrasi belajar jadi buyar. Untuk menghindari itu semua, kondisikan situasi di sekitar kita supaya gangguan-gangguan tadi bisa dihindari. Misalnya, matikan ponsel.
B. Siapkan catatan kecil.
Jangan pernah meremehkan kekuatan dari sebuah catatan. Selalu siapkan beberapa lembar kertas berukuran kecil. Catat hal-hal yang penting untuk diingat.
C. Tetapkan target yang akan dicapai
Belajarlah dengan target. Tetapkanlah berapa jumlah halaman yang akan kita baca. Juga tetapkan berapa lama kalian akan belajar saat itu.
D. Berilah penghargaan terhadap diri sendiri
Setelah serius belajar, kita butuh menyenangkan diri sendiri. Tetapkanlah satu imbalan untuk kita sendiri. Misalnya, kalau kita bisa mencapai target belajar kita hari itu, kita akan makan ice cream rasa coklat.
Untuk sample yang kedua, mengantuk dalam belajar dapat menimbulkan kemalasan. M Sobri Sutikmo memberikan komentarnya mengenai kemalasan ini. “malas bisa berarti banyak hal yaitu malas belajar (umum yang terjadi pada pelajar)atau pun malas dalam lingkup yang universal yaitu malas dalam mengerjakan sesuatu, tapi memang rasa malas sudah merupakan fitrah dari tuhan dan kita harus yakin bahwa pemberian tuhan itu selalu ada manfaatnya, hanya permasalahannyaterletak bagaimana kita mengatasi rasa malas tersebut, mencoba mengambil hikmah dari penanganan rasa malas yang ada kalanya meningkat dan ada kalanya menurun. Tapi ternyata kalau dilatih terus menerus secara teratur keimanan itu bisa meningkat atau setidaknya tidak menurun. Nah… begitu pula dengan malas, dengan cara teratur diikuti denga kekonsistenan kita mengerjakan metode atau cara mengatasi rasa malas, Insya Allah rasa malas bisa diatasi dan bukan tak mungkin bisa berubah menjadi rajin[19]”.
Adapun kiat-kiat untuk menghilangkan rasa malas dalam diri sample yang kedua yaitu :
1) Membasuh muka atau mandi ketika kantuk menyerang.
2) Mengubah posisi duduk ketika membaca. Misalnya dari duduk berubah menjadi berdiri, namun disarankan jangan dari duduk terus berbaring bisa berbahaya atau bisa kebablasan tidur.
3) Berpindah dari ruang baca ke kamar yang lain. Kalau sebagai anak kos bisa disiasati, berpindah dari kamar kita ke beranda kos, ruang tamu atau bahkan bisa juga ke dapur.
4) . Menghirup udara yang segar dengan cara berdiri di dekat jendela atau membuka jendela-jendela kamar lain untuk menambah kesegaran. Sebagai anak kos bisa disiasati dengan menciptakan aroma terapi, misalnya dengan menyemprot ruangan dengan wangi-wangian dan jika ada kipas angin, bisa menyetel kipas untuk menyebarkan wangi-wangian tersebut ke segala ruang. Karena mungkin tidak semua anak kos mempunyai jendela kamar.
5) Berjalan-jalan sebentar di sekeliling rumah. Bisa diganti dengan kegiatan yang lain misalnya merapikan rak yang berantakan, atau kegiatan yang lain yang bisa menggerakkan otot-otot kita.
6) Berbincang-bincang sebentar dengan keluarga atau teman sekos namun mengenai hal mubah bukan keharoman. Hati-hati jangan sampai lupa tujuan utama dalam berbincang-bincang yaitu untuk menumbuhkan semangat, bukan untuk ngobrol bahkan meng-ghibah.
7) Berdiri membuat secangkir kopi, teh, susu atau juice untuk menghilangkan kebosanan dan menjernihkan akal.
8) Mengubah kegiatan monoton. Misal bosan menghafalkan
Adapun untuk sampel yang ketiga yaitu mempunyai masalah yaitu sering lupa dalam belajar. untuk itu terdapat beberapa kiat-kiat untuk mengatasi lupa dalam belajar ini. Adapun kiat-kiatnya adalah sebaiknya sampel ketiga lebih sering mencatat hal-hal yang baru dipelajari atau point-point penting yang baru dipelajari agar bisa terus di ulang-ulang. Dengan cara seperti ini, resiko lupa dapat diminimalisir.
BAB IV
KESIMPULAN
Kesulitan belajar memang sudah menjadi masalah yang tidak asing lagi bagi para pelajar an mahasiswa. Tergantung bagaimana mahasiswa mensiasati untuk dapat mengatasi kesulitan belajar yang mereka hadapi, arena mahasiswa dituntut untuk memiliki intelektual yang tinggi sebagai agen perubahan di masa depan, jadi mahasiswa harus memikirkan masa depan dirinya. Menentukan masa depan memang cara menempuhnya sangat berat tetapi bisa jadi hasilnya nanti menjadi memuaskan. Wayne Dyer pernah mengatakan bahwa “ Masa lampau hanya diperuntukkan bagi segala hal yang tela berlalu. Anda adalah apa yang anda inginkan sekarang, bukan apa yang anda ingin ka dimasa lalu.”[20] Untuk menentukan masa depan yang baik dimulai dengan merubah tingkah laku kita sekarang, tapi dengan catatan bahwa merubahnya dari tingkah laku yang buruk menjadi tingkah laku yang baik. Yusuf Al Uqshari mengatakan bahwa “ kepribadian seseorang terbentuk dari senyawa-senyawa tujuan, prilaku, pendapat, kebiasaan, ukuran-ukuran akhlak dan sejauh mana pemahaman tentang dirinya dan tingkatan penilaian terhadap dirinya[21]”.
BAB V
SARAN
Adapun saran untuk para sampel yang memiliki masalah kesulitan belajar saya saranka agar mulai dari sekarang untuk merubah cara belajar dan waktu belajarnya , terkadang bukan karena kesalahan dari dalam diri kita yang menyebabkan sulitnya belajar tetapi karena cara dan waktu belajar yang kita selalu lakukan yang salah penerapannya. Dan juga jangan bermalas-malasan dalam belajar, karena dengan bermalas-malasan kkta bisa menjadi manusia yang tidak tahu akan masa depan kita.
Orang yang malas akan cenderung menganggap bahwa dunia ini akan tunduk kepadanya, padahal ia salah bahwa dialah yang sebenarnya tunduk pada dunia. Dalam berusaha kita tidak boleh menyerah dan jangan takut gagal padahal kegagalan itu adalah keberhasilan kita yang tertunda. Banyak orang yang gagal tetapi ia bangkit dari kegaglannya dengan berusaha dan hasilnya begitu memuaskan untuknya. William shankesphare pernah berkata “orang yang takut disengat lebah tidak pantas mendapatkan madu”. Dan J.F Kennedy pernah berkata “hanya orang yang berani gagal totallah yang mendapat keberhasilan yang total. Intinya, memang dalam menuntut ilmu itu ada cobaanya tapi kita harus menghadapi cobaan itu dengan penuh kesabaran agar mendapat hasi yang sangat memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,
Al Haritsi, Yahya M. Zahir, 2004.Pengakuan Setan.
Al Uqsari, Yusuf, 2005. Bebaskan Diri Anda.Jakarta: Gema Insani Press
Azwar, Saifuddin, 2004. Pengantar Psikologi Intelegensi.
Carpenter, Robert D, 2003. “Menjadi Anak Cerdas”Cara Mengatasi Gangguan Belajar,
Dyer,
Fantastic, Fatan dan Dinda Deniz, 2009.Bikin Belajar Selezat Coklat.
Gunawan, Adi W, 2003. Born To Be Genius.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Kartono, Kartini, 2002. Patologi Sosial & Gangguan Kejiwaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Mangunsong, F, 1998.Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa. Depok: LPSP3
Mardianto, 2009. PSIKOLOGI PENDIDIKAN Landasan Bagi Pengembangan Strategi Pembelajaran. Bandung : Cita Pustaka Media Perintis
Matthews, Andrew, 2004. BEING HAPPY Kiat Hidup Tentram Dan Bahagia.
Muhibbin, Syah, 2004. Psikologi Belajar.
Najati, Muhamad Utsman, 2005. Psikologi dalam Al-Qur’an.
Osman, Betty B, 2002.Lemah Belajar dan ADHD panduan hidup keluarga dan belajar bersama,
Ridwan, Muhammad, 2006. Memperkuat Daya Ingat.
Sutikmo, M. Sobri, 2006. Pendidikan Sekarang Dan Masa Depan.
Syamsuddin, Abin,2003. Psikologi Pendidikan,
Thabrani, Hasbullah, 1995. Rahasia Sukses Belajar.Jakarta : Raja Grafindo Persada
Weiner, IB, 2003. Handbook of Psychology. Vol 7 : Educational Psychology,
[1] Abin Syamsuddin, Psikologi Pendidikan, (
[2] Mulyono Abdurrahman, pendidikan bagi anak berkesulitan belajar,(Jakarta: rineka cipta, 1999) hal 6-7
[3] Mulyono Abdurrahman, hal 7-8
[4] Betty B Osman, Lemah Belajar dan ADHD panduan hidup keluarga dan belajar bersama(
[5] Robert D Carpenter,” Menjadi Anak Cerdas”Cara Mengatasi Gangguan Belajar (
[6] Weiner, IB. Handbook of Psychology. Vol 7 : Educational Psychology. (
[7] Adi W Gunawan, Born To Be Genius.(
[8] Muhibbin Syah, “psikologi belajar(
[9] F Mangunsong, Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa.( Depok: LPSP3,1998) hal 120
[10] Muhibbin Syah, hal 185-186
[11] Mardianto, PSIKOLOGI PENDIDIKAN landasan bagi pengembangan strategi pembelajaran (Bandung : Cita Pustaka Media Perintis, 2009) hal 179
[12] Kartini Kartono, Patologi Sosial & Gangguan Kejiwaan (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2002) hal 111-115
[13] Andrew Matthews,BEING HAPPY kiat hidup tentram dan bahagia (
[14] Muhamad Utsman Najati, Psikologi dalam Al-Qur’an (
[15] Yahya M. Zahir Al Haritsi,Pengakuan Setan (terjemahaan) (
[16] Hasbullah Thabrani, Rahasia Sukses Belajar (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995) Hal 32
[17] Fatan fantastic dan dinda deniz,”bikin belajar selezat coklat(
[18] Muhammad ridwan,”memperkuat daya ingat”(
[19] M. Sobri Sutikmo, Pendidikan Sekarang Dan Masa Depan (
[20] Wayne Dyer, titik-titik kelemahan anda(
[21] Yusuf al Uqsari, bebaskan diri anda(
[22] Saifuddin azwar, pengantar psikologi intelegensi(yogyakarta: pustaka pelajar,2004) hal 163